JAKARTA – Menjelang akhir tahun, pemerintah kembali menggulirkan angin segar bagi jutaan masyarakat Indonesia. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) resmi diperpanjang hingga Desember 2025, dan diyakini akan menjadi stimulus kuat bagi pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal IV tahun ini.
Perpanjangan tersebut meliputi periode Oktober, November, dan Desember 2025, dengan total anggaran mencapai Rp10,5 triliun. Langkah ini, menurut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, akan memperkuat daya beli masyarakat sekaligus mengerek pertumbuhan ekonomi hingga 5,67 persen atau mendekati 5,7 persen, melampaui target pemerintah tahun ini sebesar 5,2 persen.
"Kalau diumumkan seperti itu, saya bukan 5,5 persen lagi pertumbuhan ekonomi. Hitungan kita 5,67 persen, hampir 5,7 persen," ujar Purbaya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Perpanjangan tersebut meliputi periode Oktober, November, dan Desember 2025, dengan total anggaran mencapai Rp10,5 triliun. Langkah ini, menurut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, akan memperkuat daya beli masyarakat sekaligus mengerek pertumbuhan ekonomi hingga 5,67 persen atau mendekati 5,7 persen, melampaui target pemerintah tahun ini sebesar 5,2 persen.
"Kalau diumumkan seperti itu, saya bukan 5,5 persen lagi pertumbuhan ekonomi. Hitungan kita 5,67 persen, hampir 5,7 persen," ujar Purbaya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah tidak sekadar memperpanjang BLT, tetapi juga memperluas cakupan penerima manfaat untuk menjaga daya beli masyarakat menengah bawah.
"Kita kaya kok, Anda jangan bilang miskin. Gini-gini saya kaya juga. Kalau Rp30 triliun aja bisa lah," selorohnya, disambut tawa para wartawan. Namun di balik nada ringan itu, ia menegaskan bahwa bantuan ini merupakan investasi sosial strategis demi memperkuat konsumsi rumah tangga, motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.
"Yang penting langsung ke masyarakat. Jadi akan memperkuat daya beli," tegasnya.
Program BLT Kesejahteraan Rakyat merupakan bagian dari Paket Ekonomi 2025 dan Penyerapan Tenaga Kerja yang diluncurkan oleh Pemerintah untuk memperkuat kesejahteraan dan membuka lapangan kerja baru.
Dalam paket ini, terdapat 8 program akselerasi di 2025, 4 program lanjutan di 2026, dan 5 program andalan yang difokuskan pada penyerapan tenaga kerja nasional.
Peluncuran resmi program dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, di Kantor Pos Indonesia Cabang Cikini, Jakarta.
Airlangga mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam acara tersebut, sekaligus memperkenalkan dua program unggulan baru: BLT Kesejahteraan Rakyat dan Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi.
Rp900 Ribu untuk 35 Juta Keluarga
Melalui Program BLT Kesejahteraan Rakyat, pemerintah menyalurkan bantuan sebesar Rp300.000 per bulan selama tiga bulan, disalurkan sekaligus sebesar Rp900.000 kepada masyarakat penerima manfaat.
Program ini menargetkan lebih dari 35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau sekitar 140 juta jiwa, mencakup keluarga pada Desil 1 hingga 4 berdasarkan data sensus sosial ekonomi nasional.
Tambahan bantuan ini berada di luar BLT reguler yang setiap bulan disalurkan oleh Kementerian Sosial kepada 20,88 juta KPM melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sembako.
Pada acara peluncuran, dilakukan penyerahan simbolis kepada 50 penerima baru, sebagai simbol perluasan jangkauan bantuan agar manfaat program dapat dirasakan lebih merata oleh masyarakat.
Peluang Baru bagi Lulusan Muda
Selain BLT, pemerintah juga memperkenalkan Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan pengangguran lulusan baru.
"Program ini ditujukan bagi para fresh graduate agar mendapatkan pengalaman kerja di dunia usaha, industri, BUMN, lembaga pemerintah, dan perbankan," jelas Menko Airlangga.
Tahap pertama program ini akan diikuti 20.000 peserta magang yang mulai bekerja pada 20 Oktober 2025, sementara pendaftaran gelombang kedua akan dibuka pada November 2025 dengan target 80.000 peserta.
Kedua program ini diharapkan menjadi pilar ganda pemulihan ekonomi nasional, BLT menjaga konsumsi masyarakat, sedangkan program magang memperluas peluang kerja produktif bagi generasi muda.
Sinergi antara stimulus sosial dan peningkatan produktivitas ini diyakini akan memperkuat fondasi ekonomi rakyat, sekaligus mendukung target pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di 2026 mendatang.
Dengan optimisme tinggi, pemerintah berharap strategi ini bukan hanya menjaga daya beli, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri bahwa ekonomi Indonesia tetap tangguh menghadapi tantangan global. []
"Kita kaya kok, Anda jangan bilang miskin. Gini-gini saya kaya juga. Kalau Rp30 triliun aja bisa lah," selorohnya, disambut tawa para wartawan. Namun di balik nada ringan itu, ia menegaskan bahwa bantuan ini merupakan investasi sosial strategis demi memperkuat konsumsi rumah tangga, motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.
"Yang penting langsung ke masyarakat. Jadi akan memperkuat daya beli," tegasnya.
Program BLT Kesejahteraan Rakyat merupakan bagian dari Paket Ekonomi 2025 dan Penyerapan Tenaga Kerja yang diluncurkan oleh Pemerintah untuk memperkuat kesejahteraan dan membuka lapangan kerja baru.
Dalam paket ini, terdapat 8 program akselerasi di 2025, 4 program lanjutan di 2026, dan 5 program andalan yang difokuskan pada penyerapan tenaga kerja nasional.
Peluncuran resmi program dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, di Kantor Pos Indonesia Cabang Cikini, Jakarta.
Airlangga mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam acara tersebut, sekaligus memperkenalkan dua program unggulan baru: BLT Kesejahteraan Rakyat dan Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi.
Rp900 Ribu untuk 35 Juta Keluarga
Melalui Program BLT Kesejahteraan Rakyat, pemerintah menyalurkan bantuan sebesar Rp300.000 per bulan selama tiga bulan, disalurkan sekaligus sebesar Rp900.000 kepada masyarakat penerima manfaat.
Program ini menargetkan lebih dari 35 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau sekitar 140 juta jiwa, mencakup keluarga pada Desil 1 hingga 4 berdasarkan data sensus sosial ekonomi nasional.
Tambahan bantuan ini berada di luar BLT reguler yang setiap bulan disalurkan oleh Kementerian Sosial kepada 20,88 juta KPM melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sembako.
Pada acara peluncuran, dilakukan penyerahan simbolis kepada 50 penerima baru, sebagai simbol perluasan jangkauan bantuan agar manfaat program dapat dirasakan lebih merata oleh masyarakat.
Peluang Baru bagi Lulusan Muda
Selain BLT, pemerintah juga memperkenalkan Program Magang Lulusan Perguruan Tinggi sebagai langkah konkret dalam menghadapi tantangan pengangguran lulusan baru.
"Program ini ditujukan bagi para fresh graduate agar mendapatkan pengalaman kerja di dunia usaha, industri, BUMN, lembaga pemerintah, dan perbankan," jelas Menko Airlangga.
Tahap pertama program ini akan diikuti 20.000 peserta magang yang mulai bekerja pada 20 Oktober 2025, sementara pendaftaran gelombang kedua akan dibuka pada November 2025 dengan target 80.000 peserta.
Kedua program ini diharapkan menjadi pilar ganda pemulihan ekonomi nasional, BLT menjaga konsumsi masyarakat, sedangkan program magang memperluas peluang kerja produktif bagi generasi muda.
Sinergi antara stimulus sosial dan peningkatan produktivitas ini diyakini akan memperkuat fondasi ekonomi rakyat, sekaligus mendukung target pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di 2026 mendatang.
Dengan optimisme tinggi, pemerintah berharap strategi ini bukan hanya menjaga daya beli, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri bahwa ekonomi Indonesia tetap tangguh menghadapi tantangan global. []
