IRT Kerajinan Kaleng di Bireuen Butuh Modal Usaha, Junaidi: Bantuan Mesin Tidak Sesuai Kebutuhan Kami
Font Terkecil
Font Terbesar
Salah satu tempat Kerajinan Kaleng di Geulanggang Teungoh, Kota Juang, Bireuen/ foto: AS |
KABAR ACEH | Bireuen- Industri Rumah Tangga (IRT) ini telah ditekuni turun-temurun oleh sebagian warga Dusun Lagang, Gampong Geulanggang Teungoh Kecamatan Kota Juang, Bireuen.
Kerajinan kaleng yang memproduksi oven, dandang nasi, dandang air, wadah cuci piring, timba kaleng, literan minyak, gayung kopi, kaleng penyiram tanaman, cetakan kue, loyang dan produk lainnya tersebut sangat disayangkan tempat pengrajin rumah tangga tersebut diduga sering dijadikan sebagai pencitraan, apalagi saat Pemilihan Caleg dan Pemilihan Kepala Daerah, oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Padahal mereka sangat membutuhkan bantuan Pemerintah Daerah agar tidak kalah saing dengan produk pabrikan guna meningkatkan produksi dan mendongkrak perekonomian.
Hal itu langsung disampaikan Junaidi pengrajin IRT, warga Geulanggang Teungoh, Rabu (16/4/2025).
"Setiap pemilu Caleg DPRK, DPRA, DPR RI dan Pilkada sering kami diambil KTP dijanjikan untuk mendapatkan modal usaha, tapi kenyataannya setiap selesai Pemilu dan Pilkada apa yang kami harapkan sampai 5 tahun sekali berganti anggota dewan maupun kepala daerah, bantuan untuk modal usaha tidak kunjung kami terima, yang kami terima hanya pelatihan apabila diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Pemerintah Provinsi Aceh," ungkapnya.
"Kalau mengenai pelatihan saja ilmu pengrajin (kaleng) sudah kami dapatkan secara turun temurun , yang kami butuhkan adalah modal usaha dan bahan baku," ungkap Junaidi .
Hal senada juga disampaikan oleh sesepuh pengrajin kaleng Basri, dan membenarkan apa yang disampaikan oleh rekannya Junaidi.
"Bantuan dari Pemerintah untuk kami selama ini berupa pelatihan saja," ujarnya.
Ia juga mengaku, pemerintah juga pernah memberikan bantuan mesin penggulung kaleng tapi mesin - mesin tersebut sampai sekarang tidak bisa kami pakai di karenakan mesin yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang kami butuhkan.
"Makanya mesin - mesin bantuan tersebut masih disimpan, tidak sesuai seperti kami butuhkan, silahkan siapapun yang ingin melihat mesin-mesin tersebut karena masih kami simpan," beber Basri.
"Yang kami butuhkan hanya modal usaha atau bahan baku. Inilah yang benar-benar kami harapkan dari Pemerintah. Semoga jeritan pengrajin rumah tangga di Kabupaten Bireuen khususnya ditempat kami mendapatkan perhatian serius dari pemerintah," harap Basri.
Sementara itu, Yuliadi, Ketua kelompok Industri kerajinan kaleng Desa Geulanggang Teungoh membenarkan selama ini pihaknya pernah diberi bantuan berupa mesin gulung kaleng.
"Kami pernah mendapat bantuan berupa mesin gulung, tapi untuk industri kami mesin tersebut tidak cocok, makanya sampai sekarang mesin tersebut masih kami simpan," jelasnya.
"Selama ini kami hanya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah," tambah Yuliadi.
"Kami sangat mengharapkan Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Pemerintah Aceh agar para pengrajin kaleng ditempat kami dianggarkan modal usaha atau bahan baku, apalagi saat Ini kondisi ekonomi pengrajin kaleng sangat mencekik," sebutnya.
Kepala Disperindagkop dan UKM Bireuen, Irfan, saat konfirmasi media ini, mengatakan, di Dinasnya tidak ada anggarannya untuk bantuan Industri pengrajin Kaleng, jadi pihaknya tidak bisa menyalurkan modal usaha atau bahan baku.
"Kalau pemerintah mengadakan pelatihan, maka pelatihan saja dulu dijalani. Untuk tahun 2025 ini kita lihat apabila ada perubahan anggaran, mengenai mesin yang diberikan kepada pengrajin kaleng, kalau tidak salah merupakan Pokir DPR RI," ungkapnya. []