20 Tahun Paska Tsunami, Tanggul Pemecah Ombak Hajat Warga Jangka Alue Buya Pasi Tak Kunjung Dibangun


Lokasi Bibir Pantai di Kawasan Gampong Alue Buya Pasi Kec.Jangka Kab. Bireuen, nampak areal bibir pantai semakin berkurang tiap tahun akibat abrasi/ foto: AS (30//2024)

Wakil Panglima Laot Mahdi Hasan saat menunjukkan
Lokasi Bibir Pantai di Kawasan Gampong Alue Buya Pasi Kec.Jangka Kab. Bireuen, nampak areal bibir pantai semakin berkurang tiap tahun akibat abrasi/ foto: AS (30/4/2024)

KABAR ACEH | Bireuen -Sejak musibah Tsunami yang menimpa pesisir laut Aceh pada tahun 2004 tepatnya 20 tahun lalu,  bibir pantai kawasan Gampong Alue Buya Pasie Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen yang terdampak parah kala itu, hingga kini belum ada tanda-tanda dari pemerintah untuk membangun tanggul batu pemecah ombak yang sangat urgen dibutuhkan warga setempat.

Dilokasi tersebut, nampak bibir pantai semakin terkikis akibat hantaman gelombang pasang air laut hingga menyebabkan abrasi tiap tahun.

Tokoh masyarakat setempat yang juga wakil Panglima Laot Kecamatan Jangka Mahdi Hasan menyebutkan, yang kami inginkan saat ini pembangunan batu pemecah ombak untuk mencegah datangnya ombak besar gelombang pasang menghantam 

"Kami inginkan pembangunan tanggul batu pemecah ombak untuk mencegah datang ombak besar menghantam gampong kami," ujarnya.

"Apalagi bibir pantai di gampong kami sekarang ini hanya tersisa lebih kurang lebarnya 350 meter dari bibir pantai, bila terus dibiarkan dikuatirkan luas area wilayah gampong kami akan semakin berkurang karena sering dihantam ombak besar ketika air laut pasang dan menyebabkan abrasi tiap tahunnya," tambah Mahdi 

Dikatakannya, pemerintah Kabupaten maupun Aceh agar memperhatikan masalah dan keluhan pihaknya, yang sudah lama menunggu pembangunan tanggul batu pemecah ombak sebagaimana kawasan bibir pantai lainnya yang terdampak tsunami 2004 lalu.

"Kami harap kepada Pemkab Bireuen khususnya dan Pemerintah Aceh jangan tutup mata dengan keadaan gampong kami ini, apa perlu semua masyarakat gampong harus turun dulu mendirikan tenda di kantor DPRK atau di kantor Bupati Bireuen, agar keluh kesah kami didengar," tegas Mahdi dengan nada kesal.

Pihaknya juga sangat berharap kepada Anggota Komisi V  DPR RI  Fraksi PKB H Ruslan Daud (HRD) untuk bisa memperjuangkan pembangunan batu pemecah ombak dengan menggandeng mitra kerja Kementerian terkait sebagaimana yang sudah diperjuangkan ditempat lain.

"Karena yang kami kenal anggota DPR RI yang dekat dengan masyarakat Bireuen yakni H Ruslan Daud (HRD-red) apalagi beliau pernah menjabat Bupati Bireuen periode 2012-2017. Semoga keluhan kami dapat diwujudkan sebagaimana yang sudah beliau perjuangkan dan realisasikan ditempat lain," harap Mahdi Hasan. [SR/AS)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru