Azwardi Puji Cara BUMG Seumirah Manfaatkan Dana Desa

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Beudoh Beusaree di Gampong Seumirah Kecamatan Nisam Antara mampu mengkaut pendapatan hingga Rp.400 juta per tahun. Hasil itu diperoleh dari usaha peternakan ayam broiler atau ayam ras pedaging yang dikelola secara terpadu dengan usaha bercocok tanam, atau kerap disebut dengan integrated farming.    

Tertarik dengan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh BUMG itu, Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi, AP, MSi, secara khusus berkunjung ke sana. Pejabat-pejabat terkait diajak serta. “Kita ingin melihat langsung lokasi usaha pertanian terpadu (integrated farming) yang dimiliki BUMG di Gampong Seumirah ini. Mudah-mudahan ini bisa dicontoh oleh BUMG-BUMG lain yang ada di Aceh Utara,” ungkap Azwardi, usai meninjau BUMG tersebut, pada pertengahan September 2022 lalu.

Azwardi secara bersahaja melakukan kunjungan ke sana, sekaligus untuk memberikan apresiasi atas keberhasilan BUMG itu mengembangkan usaha pertanian terpadu. Usaha tersebut saat ini beromzet ratusan juta rupiah setiap kali panen. Azwardi mengajak gampong-gampong lain di Aceh Utara untuk belajar bagaimana pengelolaan dana desa yang prospektif secara ekonomi ke Gampong Seumirah.

Geusyik Gampong Seumirah Lukman Ilyas kepada Azwardi menjelaskan bahwa usaha peternakan ayam broiler dirintis sejak 2019. Berawal dari penyertaan modal bersumber dari dana desa atau dari ploting Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG). “Usaha ini kita mulai sebelum Covid-19, Alhamdulillah saat ini sudah menampakkan hasil,” ungkap Lukman, didampingi Ketua BUMG Beudoh Beusaree M Dahlan Andib.

Lukman mengatakan usaha tersebut dibangun di atas lahan seluas 5 hektar dengan luas kandang ayam broiler 12 x 126 meter persegi, sehingga bisa menampung 24 ribu ekor.

“Ada 21 ribu ekor ayam yang terisi saat ini, kandang bisa menampung sampai 24 ribu ekor. Ayam dipanen setiap 38 hari saat ayam mencapai berat 2,2 kilogram. Jumlah sekali panen rata-rata 45 ton sampai dengan 50 ton. Dalam 1 ton daging ayam, keuntungan kotor yang diperoleh sekitar Rp.120 juta sampai 130 juta,” ungkap Lukman.

Menurut Lukman, dari situ dibutuhkan biaya operasional rata-rata sekitar Rp.45 juta. “Dalam setahun dapat enam kali hingga delapan kali panen, dengan rata-rata keuntungan setiap panen sekitar Rp.70 juta,” jelasnya.

Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi sangat respek terhadap penjelasan usaha ekonomi yang dijalankan BUMG Beudoh Beusaree. Azwardi menyampaikan apresiasi terhadap upaya pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Gampong Seumirah. “Ini perlu diapresiasi bahwa Gampong Seumirah mampu memaksimalkan penggunaan dana desa,” kata Azwardi.

Menurut Azwardi, BUMG Beudoh Beusaree adalah contoh pengelolaan dana desa yang berhasil, yang memberikan manfaat besar dan langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Bahkan masyarakat bisa terlibat langsung dalam usaha peternakan ayam ini. Masyarakat ikut diberdayakan, ini penting untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ada lapangan kerja untuk warga gampong juga.

Azwardi menyebutkan, pola peternakan yang dilakukan di Gampong Seumirah ini termasuk model integrated farming atau pertanian terpadu. “Model pertanian ini terpadu, di dalam lahan ada tanaman pinang, pepaya, cabai dan rumput odot untuk pakan ternak sapi. Dari hasil pengembangan usaha BUMG, mereka bahkan telah membeli 13 ekor ternak sapi. Lalu, kotoran ayam ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk juga. Dan ini kita jadikan role model agar bisa dicontoh oleh gampong lainnya,” kata Azwardi.

Azwardi telah meminta dinas terkait agar menjadikan lokasi peternakan di Gampong Seumirah sebagai model untuk pengembangan sentra peternakan. “Gampong lain di Aceh Utara bisa belajar bagaimana pengelolaan dana desa yang prospek ke Seumirah,” harapnya.

Lebih lanjut Azwardi mengatakan, kebutuhan daging ayam di Aceh Utara belum mencukupi. Hal itu diketahui dari laporan survei Bank Indonesia Lhokseumawe. “Jika peternakan ini bisa kita kembangkan, kita harapkan dapat memenuhi kebutuhan daging ayam di Aceh Utara,” harap Azwardi.

Selain di Gampong Seumirah, Azwardi juga mengunjungi usaha pertanian terpadu yang dikelola oleh BUMG Malem Muda di Gampong Blang Rheue Kecamatan Baktiya Barat. BUMG Malem Muda juga menjalankan usaha peternakan ayam pedaging.

Kandang ayam yang dimiliki BUMG Malem Muda luasnya 12 x 80 meter persegi dengan kapasitas 17 ribu ekor ayam. Usaha tersebut dimulai sejak awal 2021 dengan modal awal yang juga bersumber dari dana desa.

Setiap satu kali panen diperoleh sekitar 30 ton dengan omzet mencapai Rp.90 juta. BUMG ini membuka lapangan kerja kepada tiga warga setempat. “Karena prospeknya bagus, kita sedang mengupayakan pengembangan dengan membangun kandang ukuran yang sama di sebelahnya,” ungkap Geusyik Syahrul Razi, didampingi Ketua BUMG Darwin.

Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi, AP, MSi, sangat mengharapkan kedua BUMG ini dapat terus tumbuh dan berkembang. “Harus terus tumbuh dan berkembang, dinas-dinas terkait agar melakukan pembinaan secara kontinue, baik dalam manajemen usaha maupun dalam hal-hal teknis budi daya peternakan dan pertanian,” harap Azwardi. [](/Adv)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru