BREAKING NEWS

Komisi D DPRK Lhokseumawe Dorong Optimalisasi Program Pendidikan dan Kebudayaan

LHOKSEUMAWE – Pendidikan yang berkualitas adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan daerah. Menyadari hal ini, Komisi D DPRK Lhokseumawe menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Kamis (16/1/2025).

Rapat ini menjadi momen evaluasi program serta anggaran untuk memastikan sektor pendidikan dan kebudayaan berjalan dengan optimal demi masa depan generasi muda.  

Bertempat di ruang rapat gabungan DPRK Lhokseumawe, pertemuan ini dipimpin oleh Ketua Komisi D, Nurbayan, M.Sos, didampingi Wakil Ketua Jailani Usman, SH, MH, Sekretaris Zulkarnaini, serta anggota Roma Juwita Hasibuan, S.IAN dan Said Lutfi Manfalutie.

Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diwakili langsung oleh Sofian, S.Pd (Plt Kepala Dinas P&K) beserta jajaran pejabatnya, termasuk Asep R.M, S.Sos (Kabid Kebudayaan), Dahniar, S.Pdi, M.A (Kabid PAUD dan PNF), dan Hapasah, S.Sos (Pengembang Kurikulum).  

Kesejahteraan Guru dan Rekrutmen P3K  

Salah satu fokus utama dalam RDP ini adalah peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Ketua Komisi D, Nurbayan, menegaskan bahwa pengangkatan guru P3K harus dilakukan secara transparan dengan memastikan mereka telah terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memiliki masa kerja minimal tiga tahun.  

Lebih dari itu, Komisi D memberikan ultimatum agar pembayaran uang fungsional guru P3K tidak lagi mengalami keterlambatan. "Keterlambatan ini mencederai komitmen kita terhadap tenaga pendidik. Sebelum bulan Ramadan, pembayaran harus diselesaikan," tegas Nurbayan.  

Museum Kota dan Canang Cerekeh  

Tak hanya pendidikan, aspek kebudayaan juga menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini. Komisi D mendorong optimalisasi Museum Kota Lhokseumawe agar lebih inovatif dan menarik bagi masyarakat. Selain itu, keberadaan Monumen Coin Teluk Samawi juga dianggap perlu mendapatkan perhatian khusus agar lebih dikenal dan dipahami oleh generasi muda.  

Salah satu program budaya yang cukup menarik perhatian adalah pengadaan alat musik tradisional Canang Cerekeh dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp700 juta. Komisi D menekankan bahwa program ini harus memiliki kejelasan hukum dan dipatenkan sebagai ikon budaya Kota Lhokseumawe.  

"Jangan sampai program ini hanya berjalan setengah hati. Dinas Pendidikan harus memastikan bahwa Canang Cerekeh menjadi bagian dari warisan budaya yang bisa kita banggakan," kata Nurbayan.  

Mendorong Pendidikan Berbasis Islami dan Gerakan Sekolah Sehat  

Dalam hal kurikulum, Komisi D DPRK Lhokseumawe mendukung penuh pendidikan berbasis nilai-nilai Islami melalui program Tahfiz Quran. Program ini diharapkan mampu mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat.  

Selain itu, Gerakan Sekolah Sehat juga menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan ini. Komisi D meminta Dinas Pendidikan memastikan fasilitas kesehatan di sekolah, termasuk ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tersedia di seluruh sekolah. Dengan demikian, lingkungan pendidikan tidak hanya nyaman tetapi juga sehat bagi peserta didik.  

Infrastruktur Pendidikan: Pembangunan Harus Profesional dan Swakelola  

Dalam pertemuan ini, Komisi D juga membahas pembangunan infrastruktur sekolah yang dilakukan secara swakelola. Mereka menegaskan bahwa proses pembangunan harus dilakukan secara profesional demi menjaga kualitas dan daya tahan bangunan.  

"Kita tidak ingin melihat proyek pendidikan yang asal jadi. Jika sekolah memiliki fasilitas yang baik, maka kualitas pembelajaran juga akan meningkat," ujar Nurbayan.  

Melalui hasil RDP ini, Komisi D DPRK Lhokseumawe berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat lebih proaktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Kota Lhokseumawe. Dengan program-program yang lebih transparan dan akuntabel, Lhokseumawe dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sistem pendidikan yang berkualitas dan berbasis nilai budaya.  (ADV)