Wakil Ketua DPRK Banda Aceh: Peningkatan Terminal L300 Lueng Bata Mampu Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Jasa

BANDA ACEH - Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh H Isnaini Husda SE menyebut Pengawasan dan Monitoring Pembangunan Peningkatan Terminal L300 Lueng Bata yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banda Aceh harus mampu meningkatkan kenyamanan pengguna jasa angkutan L300.

Menurut Isnaini, pengaspalan overlite ulang kawasan parkir atau lahan parkir kendaraan mobil L300 dan Hiace dalam terminal juga rehab tiga loket juga akan mengubah wajah terminal jasa angkutan di kawasan Lueng Bata menjadi lebih rapi.

"Pembangunan tersebut akan mengubah wajah terminal menjadi lebih rapi, kesan rapi inilah yang akan menjadikan para pengguna jasa angkutan merasa nyaman," terangnya.

Penambahan CCTV di terminal dalam rangka untuk meningkatkan keamanan dalam terminal. Seperti diketahui terminal itu tempat berkumpulnya semua orang, baik pengguna jasa, pengusaha angkutan, orang loket dan sebagainya, maka perlu dilakukan peningkatan dalam sisi keamanan.

CCTV yang sudah ada di terminal lueng bata itu sebanyak 8 unit, dan akan ditambah 8 unit lagi, dan 8 unit yang lama ini juga perlu dilakukan peremajaan karena teknologi cctv 2013 itu berbeda dengan yang terbaru.

Selain itu juga akan dilakukan penambahan terhadap penerangan, supaya tidak ada lagi sudut terminal yang gelap,kemudian ada rehab masjid dan musallah.
"Artinya sedikit demi sedikit, terminal Lueng Bata itu dilakukan peningkatan kualitas sarana dan prasarananya," katanya.

Politisi Demokrat itu juga percaya jika pengguna jasa angkutan merasa nyaman tentu akan meningkatkan jumlah pengguna jasa dan akan meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banda Aceh.

"Sektor jasa ini merupakan sektor terbesar PAD Kota Banda Aceh, jadi dengan pembangunan fasilitas terminal Lueng Bata akan mampu meningkatkan pengguna jasa angkutan dan tentu secara tidak langsung akan meningkatkan PAD kita Pemko Banda Aceh," demikian H Isnaini Husda SE, yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kota Banda Aceh.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh Wahyudi SSTP didampingi Sekretaris Dinas Muhammad Zubir SSiT MSi dan Kabid Perparkiran Dishub Kota Banda Aceh Mahdani SE melakukan pengawasan dan monitoring aktivitas dalam terminal L300 Lueng Bata, Banda Aceh.

Selain melakukan monitoring aktivitas terminal juga melakukan pengawasan terhadap pembangunan dan peningkatan terminal yang kebetulan pada tahun ini ada kegiatan pengaspalan overlite ulang kawasan parkir atau lahan parkir kendaraan mobil L300 dan Hiace serta rehab tiga loket dalam terminal.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, Wahyudi SSTP mengatakan pengaspalan lokasi parkir kendaraan dalam terminal L300 itu terakhir dilakukan pada tahun 2013 silam, sehingga perlu dilakukan overlite dan peremajaan, karena pada saat terjadi hujan deras, sudah terdapat genangan air di titik tertentu, dan pada saat terik matahari berdebu yang tentu menggangu aktivitas masyarakat di terminal AKDP terebut.

Ia menjelaskan selama ini tempat parkir yang ada didalam terminal tersebut hanya ada pada bagian depan dan lahan parkir yang berada di belakang loket-loket itu tidak terhubung. "Lokasi lahan belakang itu terhubung hanya jalan masuknya cuma 4 meter, sehingga kesannya di belakang terminal tersebut tidak ada aktivitas. Selama ini lahan belakang loket terminal Lueng Bata itu digunakan untuk mangkal mobil L300 dan doorsmeer," kata Wahyudi didampingi Sekretaris Dishub Muhammad Zubir SSiT MSi.

Selain pengaspalan jalan dalam terminal, saat ini juga sedang dilakukan rehab tiga pintu loket, dimana dua loket diantara itu adalah milik pengusaha angkutan umum yang saat ini bongkar karena pelebaran jalan masuk ke lahan belakang terminal yang saat ini digunakan sebagai tempat mangkalnya para sopir.

Wahyu menjelaskan alasan dilakukan pembangunan 2 loket di terimal L300, karena dua loket yang saat ini sudah ada di bongkar dengan tujuan nampak luas ke belakang, agar ternimal tersebut nampak semakin luas, dan kesannya selama ini luas loket tersebut sebesar 500 meter, padahal kita bangun lahan lain di belakangnya itu seluas 1800 meter lagi tapi itu tidak nampak.

"Pembangunan dua loket baru tersebut adalah loket perusahaan lama yaitu PT Mulya Wisata dan PT Deka Putra, mereka kita pindahkan kesamping, artinya kita bongkar dua loket yang masing-masingnya itu lebar 4 meter, dua loket berarti 8 meter, yang selama ini pintu masuk ke lahan belakang terminal tersebut hanya 4 meter. Setelah dilakukan pembongkaran kedua loket sebut, nanti ada 12 meter pintu masuk terminal ke lahan balakang itu artinya sudah tampak terminal L300 itu besar yang terkesan selama ini tidak tampak," ucapnya.

Sementara Sekdishub Kota Banda Aceh Muhammad Zubir menambahkan, sebenarnya harus dibongkar adalah tujuh loket tapi dengan anggaran yang sudah ada makanya dibangun terlebih dahulu dua loket, yang penting sudah nampak bagian belakang terminal.

Ia melanjutkan, sebanyak lima loket lagi akan dibangun ditahun depan. Jadi setelah loket ini dibangun, kemudian baru mereka kita pindah supaya terminal ini tampak lebih luas. Kita bangun dulu baru kita suruh pindah," jangan kemudian ada kesan, kita usir mereka," ujarnya.

Selain Overlite dan Rehap loket, juga dilakukan penambahan sumur bor. Selama ini sumber air yang digunakan untuk kebutuhan di loket terminal L300 Lueng Bata itu bersumber dari satu buah sumur bor yang dibangun sejak tahun 2013 silam, namun lama kelamaan debit sumur bor tersebut debit airnya berkurang dan sudah hampir 10 tahun sudah dilakukan dua kali pemeliharaan. 

Dengan penggunaan yang ektra, debit airnya menjadi berkurang, tapi tempat penampungan air masih yang lama tapi pada tahun ini hanya menambah satu unit sumur bor yang baru dengan tempat penampungan yang suda ada.
Tempat penampungan yang sudah itu dengan bobot 18 ribu kubik, itu cukup memenuhi air untuk kebutuhan diterimal. tapi karena debit air sumur bor yang sudah ada itu kecil akhirnya tangki airnya tidak penuh yang berakibat mesin pompa airnya tidak mati-mati, karena menggunakan mesin otomatis yang nanti akan berakibat berkurangnya umur teknis mesin air gara-gara beroperasi hampir 24 jam dalam sehari.

Kemudian Dishub juga akan juga menambah CCTV dalam terminal dalam rangka untuk meningkatkan keamanan dalam terminal. Seperti diketahui bahwa terminal itu tempat berkumpulnya semua orang, baik pengguna jasa, pengusaha angkutan, orang loket dan sebagainya, maka perlu dilakukan peningkatan dalam sisi keamanan.

"CCTV yang sudah itu dulu dipasang pada tahun 2013 pada saat terminalnya dibangun, makanya perlu dilakukan peremajaan, kabelnya perlu diganti, daya tangkap perlu ditambah," katanya Wahyudi lagi.

Selain itu juga akan dilakukan penambahan terhadap penerangan, supaya tidak ada lagi sudut terminal yang gelap,kemudian ada rehab masjid dan musallah.
"Artinya sedikit demi sedikit, terminal Lueng Bata itu dilakukan peningkatan kualitas sarana dan prasarananya," katanya.

Jumlah Loket angkutan umum di Terminal L300 Lueng Bata. Jumlah loket beroperasi di Terminal Lueng Bata sekitar 38 loket, trayek dalam propinsi Aceh untuk jurusan utara, timur , tengah. artinya Sigli sampai Tamiang, kemudian wilyaah tengah yaitu Takengon, Gayo Lues dan Kutacane. sedangkan jurusan wilayah barat, kendaraan nya berada di terminal batoh.

Dulu, kata zubir, perusahaan angkutan umum yang paling dominan adalah perusahan induknya berada di kota Banda Aceh, seiring berjalannya waktu sekarang sudah banyak perusahaan induk angkutan umum penumpang itu seperti Hiace berada diluar Banda Aceh atau tersebar di beberapa daerah, ada dari Pidie Jaya, Bireuen, Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Kota Langsa dan Tamiang dan berbagai daerah lainnya.

Perusahaan induk dari angkutan umum tersebut ada di daerah, kemudian ia membuka lintasan ke Kota Banda Aceh, konsekuensinya Dishub harus membangun loket dalam terminal agar mereka tidak membuka loket diluar terminal yang berakibat kesulitan kita dalam melakukan pengawasan dan monitoring.

Zubir melanjutkan, Dishub ada 3 terminal yang dikelola yaitu Terminal L300 di Lueng Bata, Terminal mobil barang di Santan dan Terminal Keudah. Dari sisi PAD nya paling dominan adalah terminal Leung Bata,

Terminal Mobal itu PAD nya hanya sekitar 50 juta, terminal Keudah lebih sedikit lagi atau hanya berkisar sekitar Rp 10-15 juta/ tahun, kemudian paling dominan adalah terminal Lueng Bata, karena aktivitasnya tinggi, selain aktivitas untuk angkutan umum ada juga aktivitas pengiriman paket seperti surat yang langsung sampai ke tujuan, dengan aktivitas tersebutlah menambah aktivitas orang keluar masuk ke terminal yang berujung pada penambahan bagi PAD Kota Banda Aceh. [Adv] 
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru