JAKARTA — Bupati Aceh Besar, Syech Muharram, meminta pelaksana proyek panas bumi Seulawah untuk bekerja lebih giat agar rencana pemanfaatan energi panas bumi di wilayah tersebut dapat segera terwujud. Permintaan itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Rapat yang dipimpin oleh Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo, turut dihadiri oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Taufik, ST., M.Si., serta perwakilan PT Geothermal Energy Seulawah (GES) — perusahaan patungan antara PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Pertemuan tersebut difokuskan pada pembahasan pembebasan lahan yang hingga kini masih dalam tahap negosiasi antara perusahaan dan masyarakat pemilik tanah.
Bupati Syech Muharram menegaskan, percepatan penyelesaian lahan menjadi kunci utama agar proyek energi terbarukan itu tidak terhenti di tengah jalan. Ia meminta pihak perusahaan lebih aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat, terutama dengan melibatkan tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.
"Saya minta pihak perusahaan hendaknya lebih proaktif dalam menyelesaikan masalah pembebasan lahan. Lakukan pendekatan persuasif dan libatkan tokoh adat serta tokoh masyarakat. Insya Allah, persoalan ini akan selesai dengan baik," ujar Syech Muharram.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk membentuk tim kerja yang akan membantu proses penyelesaian lahan di kawasan proyek panas bumi tersebut.
"Kami sangat mendukung proyek ini. Jangan sampai batal, karena keberhasilan proyek panas bumi Seulawah akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Senada dengan itu, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Gigih Udi Atmo, menekankan pentingnya kepastian waktu pelaksanaan proyek. Ia meminta agar hasil studi kelayakan segera dilaporkan kepada Menteri ESDM.
"Saya harap proyek ini bisa dipastikan terlaksana sebelum April 2026. Jika tidak, proyek terancam batal," tegas Gigih.
Dari pihak perusahaan, PT Geothermal Energy Seulawah menjelaskan bahwa proses pembebasan lahan akan mencakup sekitar delapan hektare yang menjadi lokasi pengeboran tahap awal. Pihaknya menargetkan penancapan alat pengeboran (rig) dapat dimulai pada awal November 2025, sementara pengeboran titik pertama dijadwalkan pada Desember 2025.
"Jika berjalan lancar tanpa hambatan, energi panas bumi Seulawah dapat mulai dimanfaatkan pada tahun 2029," ujar perwakilan PT GES.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Pemerintah Aceh, dan Kementerian ESDM, proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian energi di Tanah Rencong sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar kawasan Seulawah. []
