BREAKING NEWS

Dana Desa Tak Cair, Keuchik Desa Terpencil Terpaksa Berhutang Jelang Meugang


Keuchik Uteun Rungkom M Nasir MA saat menyalurkan pinjaman pengganti BLT untuk salah satu KK Miskin, Rabu (26/3/2025)



KABAR ACEH | Bireuen- Dana Desa tak kunjung cair, Pemerintah Desa Uteun Rungkom Kecamatan Peulimbang Kabupaten Bireuen, terpaksa berhutang untuk membayar sejumlah kebutuhan desa sejak Januari hingga Maret 2025.

Terlebih menjelang hari raya Idul Fitri 1446 H yang tinggal menghitung hari, kebutuhan untuk membayar insentif aparatur desa, pembagian BLT serta sembako untuk warga gampong dan kebutuhan lainnya, Keuchik terpaksa berhutang, agar para pihak, dan warga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak kecewa.

Hal tersebut disampaikan Keuchik Uteun Rungkom M Nasir MA kepada media ini, Kamis (27/3/2025).

"Kami dan perangkat desa serta lembaga gampong telah musyawarah mencari solusi agar terpenuhi kebutuhan masyarakat, solusinya ya terpaksa berhutang kepada rekan- rekan yang mempunyai uang simpanan lebih," sebutnya.

Dikatakannya, keadaan masyarakat di Bireuen khususnya di pedalaman perekonomian sedang serba kesulitan dan morat marit. Sejak ia menjabat Keuchik sudah berjalan 4 tahun,  baru kali ini ditahun 2025 dana desa (DD) belum cair (tidak tepat waktu), "biasanya dana desa selalu cair tepat waktu, dan di gunakan untuk membayar insentif perangkat desa dan  penyaluran BLT dan kebutuhan lainnnya, entah apa penyebabnya tahun ini terlambat saya pun kurang paham," ungkap Keuchik M Nasir.

"Seharusnya Pemkab Bireuen memberi perhatian lebih atau fokus dana desa tersebut khususnya bagi desa pedalaman, karena warga di gampong kami 80% dalam garis kemiskinan, Pemkab Bireuen seharusnya memberikan solusi," harap Keuchik.

"Alhamdulillah kami sudah menyalurkan santunan kepada  anak yatim piatu sebanyak Rp17.300.000 untuk 10 orang, masing - masing mendapat Rp1.730.000. Dana ini merupakan sumbangan dari warga gampong dan rekan- rekan di luar gampong dan dari perantauan luar negeri," jelas eks kombatan GAM ini.

Tambahnya, Lansia mendapatkan bantuan sosial untuk 39 orang, masing-masing mendapatkan Rp130.000, untuk beasiswa santri pondok yang berprestasi dan kurang mampu mendapatkan Rp. 500.000 perorang. Penyaluran ini guna menghadapi kebutuhaan Idul Fitri.

"Dana tersebut dari talangan pihak ketiga (hutang). Nanti keluar DD kita bayar, karena ada sumber anggaran dalam APBG 2025. Kita juga manfaatkan untuk penyaluran pinjaman pengganti BLT untuk 33 orang/ KK Miskin Ekstrim, masing-masing  mendapatkan Rp300.000. Bagi warga miskin yang tidak mendapatkan BLT mendapatkan pinjaman juga sebesar Rp. 300.000 dan untuk paket sembako bersumber dari Pendapatan Asli Gampong (PAG) diberikan kepada semua Kepala Keluarga Uteun Rungkom dan warga pemegang surat domisili juga mendapat sembako. Ini sudah menjadi agenda tahunan, seperti hari sakral meugang jelang Ramadhan lalu, kita juga sembelih kerbau untuk kita bagikan daging ke semua warga," rincinya.

Pihaknya berharap Pemkab Bireuen lebih serius kedepannya dalam mengantisipasi terkait hajat masyarakat dan aparatur desa dari sumber Dana Desa dan  Alokasi Dana Gampong (ADG) khususnya untuk kebutuhan Gaji Perangkat desa dan lembaga gampong serta operasional lainnya.

"Kami saja sebagai pimpinan di  desa berusaha mencari solusi untuk warga, seharusnya Pemkab Bireuen lebih serius lagi mencari solusi untuk kami sebagai masyarakat," pungkas Keuchik Uteun Rungkom M Nasir. [SR81]