Adv
Budpar
Ekbis
Pesona Tugu Nol Kilometer, Sabang
Sabang dikenal memiliki pulau-pulau eksotis yang menawarkan keindahan pesona alam. Tak hanya itu, Sabang juga merupakan daerah paling ujung barat Indonesia, yang menjadi penanda batas wilayah negara.
Di tempat ini dibangun sebuah monumen, sebagai simbol titik nol kilometer Indonesia, bangunan ini dikenal dengan Tugu Nol Kilometer.
Tak hanya sebagai penanda titik 0 kilometer Indonesia, Tugu Nol Kilometer juga seolah menjadi pemersatu Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Tempat ini belakangan semakin diminati oleh wisatawan, tak hanya wisatawan lokal namun juga mancanegara.
Tak hanya sebagai penanda titik 0 kilometer Indonesia, Tugu Nol Kilometer juga seolah menjadi pemersatu Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Tempat ini belakangan semakin diminati oleh wisatawan, tak hanya wisatawan lokal namun juga mancanegara.
Dengan berkunjung ke tugu ini, setidaknya sebagai warga Indonesia kita pernah menjejakkan kaki di titik paling barat Indonesia.
Tugu Nol Kilometer atau yang juga sering disebut Monumen Kilometer Nol berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Tepatnya, tugu ini terletak di Pulau Weh yang merupakan salah satu pulau di Kota Sabang. Untuk berkunjung ke tempat ini, wisatawan terlebih dahulu bisa menuju ke Banda Aceh.
Dari Banda Aceh, lalu naiklah kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju ke Pulau Weh. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih sekitar satu jam menggunakan kapal express. Sesampainya di Pulau Weh, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Tugu Nol Kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Jalannya pun telah direnovasi dan diperbaiki, sehingga wisatawan akan merasa nyaman selama perjalanan.
Selama perjalanan menuju ke Tugu Nol Kilometer, wisatawan akan disuguhi dengan keindahan alam Pulau Weh berupa perbukitan hijau, serta deretan pantai-pantai nan eksotis.
Tugu Nol Kilometer atau yang juga sering disebut Monumen Kilometer Nol berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Provinsi Aceh. Tepatnya, tugu ini terletak di Pulau Weh yang merupakan salah satu pulau di Kota Sabang. Untuk berkunjung ke tempat ini, wisatawan terlebih dahulu bisa menuju ke Banda Aceh.
Dari Banda Aceh, lalu naiklah kapal feri dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju ke Pulau Weh. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih sekitar satu jam menggunakan kapal express. Sesampainya di Pulau Weh, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Tugu Nol Kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Jalannya pun telah direnovasi dan diperbaiki, sehingga wisatawan akan merasa nyaman selama perjalanan.
Selama perjalanan menuju ke Tugu Nol Kilometer, wisatawan akan disuguhi dengan keindahan alam Pulau Weh berupa perbukitan hijau, serta deretan pantai-pantai nan eksotis.
Tak jarang, dipinggir jalan akan dijumpai kawanan monyet-monyet bergelantungan, yang mengharapkan makanan dari para wisatawan. Pulau Weh memang masih alami, rimbunnya pepohonan hijau akan menemani disepanjang perjalanan wisatawan.
Tugu Nol Kilometer di Kota Sabang, diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh wakil presiden yang ketika itu dijabat oleh Try Sutrisno. Sekitar dua minggu setelah diresmikan, tepatnya pada tanggal 24 September B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi menambahkan semacam prasasti yang menjelaskan tentang penetapan posisi geografis 0 kilometer Indonesia, yang pengukurannya dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan Global Positioning System.
Seiring dengan berjalannya waktu, Tugu Nol Kilometer ini mengalami beberapa kali renovasi sehingga kini nampak semakin megah dan indah. Ditambahkan pula semacam tugu bertuliskan Kilometer 0 Indonesia, yang bisa dilihat pada halaman depan. Selain itu, juga dibuat taman serta dilakukan penyempurnaan pada beberapa bagian tugu.
Tugu ini memiliki ketinggian bangunan sekitar 22,5 meter, namun menurut prasasti yang ada di tugu ketinggian bangunan mencapai 43,6 meter dari atas permukaan laut. Sedangkan desain dari tugu sendiri memiliki beberapa filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Sedangkan lingkaran besar yang ada di Tugu Nol Kilometer merupakan analogi dari angka 0. Ditemukan pula senjata rencong di tugu, yang menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tugu Nol Kilometer di Kota Sabang, diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh wakil presiden yang ketika itu dijabat oleh Try Sutrisno. Sekitar dua minggu setelah diresmikan, tepatnya pada tanggal 24 September B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi menambahkan semacam prasasti yang menjelaskan tentang penetapan posisi geografis 0 kilometer Indonesia, yang pengukurannya dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menggunakan Global Positioning System.
Seiring dengan berjalannya waktu, Tugu Nol Kilometer ini mengalami beberapa kali renovasi sehingga kini nampak semakin megah dan indah. Ditambahkan pula semacam tugu bertuliskan Kilometer 0 Indonesia, yang bisa dilihat pada halaman depan. Selain itu, juga dibuat taman serta dilakukan penyempurnaan pada beberapa bagian tugu.
Tugu ini memiliki ketinggian bangunan sekitar 22,5 meter, namun menurut prasasti yang ada di tugu ketinggian bangunan mencapai 43,6 meter dari atas permukaan laut. Sedangkan desain dari tugu sendiri memiliki beberapa filosofi, seperti empat pilar yang menjadi penyangga merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Sedangkan lingkaran besar yang ada di Tugu Nol Kilometer merupakan analogi dari angka 0. Ditemukan pula senjata rencong di tugu, yang menjadi simbol bahwa Aceh juga turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, juga terdapat ornamen berbentuk segi delapan yang menggambarkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.
Ketika berkunjung ke Tugu Nol Kilometer Kota Sabang, wisatawan kini juga bisa naik keatas karena telah dibangun tangga dibadan tugu. Saat berada diatas tugu, wisatawan bisa melihat pemandangan alam Pulau Weh yang menyajikan hamparan lautan luas, serta perbukitan hijau.
Disekitar Tugu Nol Kilometer Kota Sabang, wisatawan juga bisa menemukan banyak pedagang yang menjual souvenir dan cinderamata. Terdapat banyak sekali pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh seperti kaos, pin, topi dan masih banyak lagi. Jika merasa lapar, wisatawan juga bisa menemukan warung, restoran bahkan café yang menawarkan berbagai makanan khas Aceh. [Adv]
Ketika berkunjung ke Tugu Nol Kilometer Kota Sabang, wisatawan kini juga bisa naik keatas karena telah dibangun tangga dibadan tugu. Saat berada diatas tugu, wisatawan bisa melihat pemandangan alam Pulau Weh yang menyajikan hamparan lautan luas, serta perbukitan hijau.
Disekitar Tugu Nol Kilometer Kota Sabang, wisatawan juga bisa menemukan banyak pedagang yang menjual souvenir dan cinderamata. Terdapat banyak sekali pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh seperti kaos, pin, topi dan masih banyak lagi. Jika merasa lapar, wisatawan juga bisa menemukan warung, restoran bahkan café yang menawarkan berbagai makanan khas Aceh. [Adv]
Via
Adv