SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BREAKING NEWS
  • KABAR Kategori
  • _Hukum
  • _Politik
  • _Parlementaria
  • _Inforial
  • _Nasional
  • _Ekbis
  • _News
  • _Sport
  • _Pemerintah Aceh
  • _Index
  • KABAR Daerah
  • _Lhokseumawe
  • _Aceh Utara
  • _Bireuen
  • _Banda Aceh
  • _Pidie
  • _Simeulue
  • KABAR Redaksi
  • _Redaksi
  • _Siber
  • _Kode Etik
  • _Iklan
  • _INAPROC Katalog Pariwara
  • _INAPROC Katalog Banner
  • _INAPROC Katalog Elektronik Iklan Online
  • KABAR Layanan
  • _For Your Business
  • _Pasang Mata
Kabar Aceh

BARBEQUE

  • Home
  • Hukum
  • Politik
  • Parlementaria
  • Inforial
  • Nasional
  • Ekbis
  • News
  • Sport
  • Beranda
  • Budpar
  • Ekbis
  • Pemerintah Aceh

Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda

Redaksi
Redaksi
5/17/2024
  • Lebih kecil
  • Bawaan
  • Lebih besar
Bagikan:

Gedung Balee Juang merupakan bangunan peninggalan Belanda yang didirikan sekitar tahun 1920. Kini setelah Indonesia merdeka, gedung ini menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Kota Langsa.

Memiliki gaya arsitektur yang menarik khas Eropa, menjadikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Tak hanya itu, kisah sejarah yang melatar belakangi gedung ini juga menarik untuk disimak.

Gedung Balee Juang ini terletak pada persimpangan lampu merah Jalan Ahmad Yani, Kota Langsa. Berada di jantung Kota Langsa, yang sangat strategis membuat wisatawan sangat mudah untuk menemukan gedung ini. Gedung ini berada tepat didepan Kantor Pos Kota Langsa, serta tak jauh dari Taman Bambu Runcing.

Gedung yang pernah dijadikan sebagai Kantor Bappeda Aceh Timur tersebut, kini telah dikosongkan dan rencananya akan diubah menjadi museum. Pemerintah setempat juga telah mendaftarkan bangunan klasik ini sebagai situs cagar budaya agar diakui oleh kementrian terkait.

Berdiri megah di tengah Kota Langsa, bangunan ini seolah menjadi landmark dari kota yang berada di wilayah Aceh bagian timur tersebut.

Seperti pada bangunan peninggalan Belanda lainnya, Gedung Balee Juang memiliki arsitektur khas Belanda yang menarik. Dinding berwarna putih mendominasi pada sebagian besar bangunan, yang hingga kini masih dipertahankan.

Bentuk asli bangunan pun masih terjaga, dan tak diubah demi mempertahankan nuansa klasik dari gedung.

Konon ketika Belanda datang ke Kota Langsa untuk pertama kalinya, mereka berhasil merebut kota ini dan menjadikannya sebagai basis pemerintahan di Aceh. Belanda membangun gedung ini, sebagai kantor perusahaan perkebunan dan markas Belanda.

Hasil-hasil bumi dari Kota Langsa, sebelum diangkut ke Belanda dikumpulkan serta didata terlebih dulu di Gedung Balee Juang ini.

Sebelum dikenal sebagai Gedung Balee Juang, bangunan ini dinamai oleh Belanda Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar. Kala itu, gedung ini juga sempat digunakan sebagai kantor percetakan uang yang dikenal dengan "bon kontan" bernilai Rp. 100.

Ketika Belanda menyerah kepada Jepang, gedung ini pun diambil alih dan digunakan oleh tentara Jepang sebagai markas.

Perusahaan perkebunan tersebut pun terpaksa dipindahkan ke negara asalnya yaitu Belanda. Didalam gedung ini, konon terdapat sebuah lorong bawah tanah yang besarnya hanya seukuran tubuh manusia.

Lorong ini dipercaya menghubungkan pada suatu tempat lain, dan memiliki kisah-kisah mistis yang menyelimutinya. Namun pintu lorong tersebut digembok, dan kuncinya pun telah hilang.

Gedung Balee Juang merupakan bangunan bertingkat dua, serta memiliki gaya arsitektur Belanda yang bisa dilihat dari bentuk pintu yang tinggi besar berteralis, jendela-jendela, serta tiang-tiang besar nan kokoh. Wisatawan juga bisa melihat, atap gedung ini berbentuk runcing dan pada lantai dua terdapat balkon-balkon.

Pada halaman luar Gedung Balee Juang, terdapat sebuah air mancur yang berhiaskan tanaman air serta dinding berukirkan relief. Relief tersebut menggambarkan penjajahan Belanda yang kala itu memaksa rakyat Aceh kerja rodi, serta perlawanan rakyat Aceh untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Relief ini berwarna emas, sehingga nampak cantik dan indah.

Pemerintah Kota Langsa berencana mengubah bangunan bersejarah ini sebagai museum. Didalamnya sudah terdapat berbagai koleksi meskipun masih bisa dihitung dengan jari. Terdapat beberapa kisah sejarah seperti masa VOC, dan kisah-kisah pahlawan. Semoga, rencana ini segera terealisasi agar generasi penerus bisa mengenang dan belajar lebih jauh tentang sejarah Kota Langsa.

Di gedung juga memiliki penjaga, sehingga jika kamu berkunjung kamu bisa mendapatkan informasi tentang sejarah gedung dan fungsinya dimasa lalu.

Ketika kamu berkunjung ke Gedung Balee Juang, kamu juga bisa menikmati keindahan arsitektur yang ditawarkan bangunan peninggalan Belanda ini. Tak hanya memiliki nilai sejarah, pesona arsitektur yang memukau memang menjadi daya tarik utama dari bangunan tersebut. Kamu bisa melihat pintu-pintu yang besar dan tinggi serta berteralis, serta berhiaskan ukir-ukiran. [Adv]
Tag:
  • Budpar
  • Ekbis
  • Pemerintah Aceh
Bagikan:
Redaksi
Redaksi
Kabar Aceh adalah situs web Berita, dan hiburan Anda. Kami memberi Anda berita dan informasi terbaru langsung Aceh.
Berita Terkait
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
Berita Terbaru
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
  • Gedung Balee Juang, Landmark Ikonik Kota Langsa Peninggalan Belanda
Tampilkan lebih banyak
Terpopuler
  • HRD Komit Dukung Pembangunan Bireuen, Abi Nanda: Fadli Yusuf Jangan Asbun

  • HRD Apresiasi Polres Gayo Lues Polda Aceh, Berantas Jaringan Narkoba Jaringan Internasional

  • Abi Nanda: Stop Debat Kusir, Fadhli Yusuf Jangan Jadi Pahlawan Kesiangan

  • Kajari Bireuen Dianugerahi Gelar “Bapak Anti Korupsi”, Bentuk Apresiasi atas Keteguhan Menjaga Integritas Desa

  • Pulau Teupah, Sebuah Pulau Mungil yang Eksotis di Barat Daya Simeulue

KABAR Sponsor
Artikel Lainnya
Ad
Ad
Kabar Aceh
Kabar Aceh adalah situs web Berita, dan hiburan Anda. Kami memberi Anda berita dan informasi terbaru langsung Aceh.

Contact us: kabaraceh.id@gmail.com
  • Redaksi
  • Siber
  • Iklan/Advertorial
  • Kode Etik
  • Sitemap
  • Karir
Copyright © 2019 - , Kabar Aceh. All right reserved