Indahnya Adat ‘Seumapa’ Dalam Tradisi Masyarakat Aceh yang Perlu Dilestarikan

Ilustrasi adat Seumapa dalam tradisi masyarakat Aceh saat acara pesta perkawinan.

BANDA ACEH - Salah satu bentuk adat istiadat atau tradisi yang ada di masyarakat Aceh adalah 'Seumapa'. Seumapa bisa diartikan bentuk seni tutur berbalas sapa atau berbalas pantun menggunakan bahasa Aceh yang bermuatan nasehat. Seumapa merupakan khazanah adat Aceh yang dilakukan pada upacara-upacara perkawinan. 

Adat ini dilakukan sebelum hantaran pengantin baru dipersilahkan masuk ke rumah mempelai. Biasanya tokoh adat atau penyair yang ditunjuk bersama perangkat gampong menyambut terlebih dulu pengantin dan rombongan, di sini lah adat Seumapa atau berbalas pantun dilangsungkan selama beberapa menit.

Dulu, Seumapa merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat di saat adanya pesta perkawinan, karena selain menjadi tradisi masyarakat Aceh juga mengandung humoris yang menghadirkan tawa. 

Namun seiring berkembangnya zaman, di sebagian tempat, adat Seumapa ini sudah mulai hilang atau dengan bahasa kasarnya nyaris punah. Oleh karena itu, Majalis Adat Aceh (MAA) baik MAA Provinsi maupun Kabupaten/Kota berupaya melestarikan adat Seumapa dengan melakukan pelatihan dan pembinaan setiap tahunnya. 

Salah satu kegiatan pelatihan dan pembinaan adat Seumapa yang dilakukan MAA Provinsi Aceh baru-baru ini, yaitu di Kota Lhokseumawe, yang menghadirkan peserta dari kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe. Acara ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 12 sampai dengan 13 Agustus 2022 di Aula Hotel Lido Graha. 

Dikutip dari laman Majelis Adat Aceh, Wakil Ketua MAA Provinsi Aceh, Tgk Yusdedi mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini adalah upaya untuk mendorong peningkatan semangat tokoh adat, perangkat gampong dalam melaksanakan dan melestarikan adat dan budaya Aceh. 

MAA juga ingin mengajak masyarakat dan generasi muda Aceh untuk lebih mengenal dan mengetahui adat-adat Aceh seperti Seumapa, seraya juga mengajak masyarakat untuk senantiasa menggunakan bahasa santun dan beretika, tidak terkontaminasi oleh bahasa-bahasa tidak sopan, apalagi menjadikan budaya luar dalam kehidupannya. 

Seumapa sebagai salah satu adat Aceh, kata Tgk Yusdedi, harus dilestarikan apalagi di dalamnya terkandung nilai edukasi. Selain itu, budaya berbalas pantun ini juga memberikan nasehat kepada linto (pengantin pria) dan dara baro (pengantin wanita). 

Menurut Tarmizi A. Hamid, Sejarawan dan Kolektor Manuskrip Benda Antik Aceh mengatakan, Seumapa adalah salah satu dari Adat Aceh yang perlu dilestarikan di Bumi Syariat ini, mengingat adat Seumapa ini nyaris punah akibat budaya luar yang masuk ke Aceh.
Adat tersebut sangat penting untuk dilestarikan mengingat generasi muda sekarang sudah jauh dari adat dan syariat dengan maksud untuk melestarikan kembali adat istiadat di Aceh. 

"Indahnya Seumpa karena seni tutur yang menyuguhkan nilai adat Aceh di samping pesan yang terkandung didalamnya berupa nilai edukasi dan nasehat-nasehat untuk kedua mempelai (pengantin baru). Indahnya Seumapa juga karena dalam kegiatan adat ini, membutuhkan kreatifitas berbahasa dalam sapa menyapa serta membutuhkan daya nalar dan kreatifitas tinggi," katanya.

"Disini dituntut bahasa yang cepat dan kreatif, karena setiap daerah tentu punya kekhasan masing-masing dan bahasa Seumapa juga harus disesuaikan dengan tempat dan kondisi suatu daerah di Aceh," demikian ungkap Tarmizi Hamid sebagaimana dikutip dari laman Majelis Adat Aceh. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru