Dua Guru SMKN 1 Gandapura Raih Penghargaan Pengajar Praktik PGP dari Bupati Bireuen

Julaidar, S.Pd Pengajar Praktik Program Guru Penggerak asal SMKN 1 Gandapura saat menerima Penghargaan dari Bupati Bireuen, diserahkan oleh Ketua DPRK Bireuen Rusyidi Mukhtar, S.Sos, di Halaman Pendopo Bupati Bireuen, Senin (6/9/2021)


Ernawati, S.Si Pengajar Praktik Program Guru Penggerak asal SMKN 1 Gandapura saat menerima Penghargaan dari Bupati Bireuen, diserahkan oleh Kapolres Bireuen AKBP Mike Hardy Wirapraja, S.I.K, MH, di Halaman Pendopo Bupati Bireuen, Senin (6/9/2021)



KABAR ACEH | Bireuen-  Dua Guru SMK Negeri 1 Gandapura, Julaidar, S.Pd dan Ernawati, S.Si mendapat Penghargaan dari Bupati Bireuen atas prestasi sebagai Pengajar Praktik (PP) Pendidikan Guru Penggerak dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.

Penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Bireuen, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen tersebut diserahkan langsung usai upacara Peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke-62 yang digelar Pemerintahan Kabupaten Bireuen, berlangsung di halaman Pendopo Bupati setempat, Senin (6/9/2021) pagi dengan penerapan Protokol Kesehatan yang ketat yang turut dihadiri unsur Forkopimda, Sekda Bireuen, Staf Ahli Bupati, Asisten, Kepala SKPK dan unsur dari Pendidikan

Hardikda Aceh yang jatuh pada 2 September lalu, diundur pelaksanaan hari ini, yang mengangkat tema "Dengan Merdeka Belajar Prestasi Tumbuh dan Tangguh Menuju Aceh Caroeng", Bupati Bireuen Dr. H. Muzakkar A. Gani, SH, M.Si, bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup), Aji Prakarsa Guru SDN 2 Bireuen sebagai Komandan Upacara dan Kabid. Pembinaan Sekolah Dasar Disdikbud Bireuen, Alfian, M.Pd sebagai Perwira Upacara.


Ernawati, S.Si, Asisten II Setdakab Bireuen Ir. M.Jafar MM, Sekda Bireuen Ir. Ibrahim Ahmad dan Julaidar, S.Pd


Bupati Bireuen, Muzakkar A. Gani dalam membacakan amanat Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T, menyebutkan, pandemi Covid-19 tidak hanya berimbas pada sektor kesehatan saja, tetapi juga sektor-sektor lainnya termasuk pendidikan.

Salah satu dampaknya, pandemi telah mengubah metode penyelenggaraan sistem pendidikan, kegiatan belajar mengajar konvensional yang selama ini dipraktikkan di sekolah-sekolah, disebahagian wilayah harus berlangsung secara daring (dalam jaringan/ online).

Metode kegiatan belajar secara daring tersebut, telah menghadirkan beragam tantangan bagi sekolah, para guru, bahkan orang tua siswa. Sebab, pada situasi apapun, ritme pendidikan tidak boleh berhenti, karena pendidikan ibarat nafas dalam perjalanan sebuah bangsa dan akan menentukan bagaimana masa depan bangsa ini, apakah menjadi bangsa yang beradab, cerdas dan siap berkompetisi di era globalisasi, atau justru sebaliknya.

Peringatan Hardikda yang ditetapkan pertama kali pada tanggal 2 September 1959 merupakan tonggak dan pendorong berkembang pesatnya pendidikan di Aceh.

“Maka dari itu, momentum Hardikda ini hadir dengan mengusung sejumlah makna, salah satunya sebagai wahana introspeksi diri atas program-program pendidikan yang sudah kita capai, atau yang sedang kita jalankan, dan yang akan kita tuntaskan dalam waktu dekat,” ungkap Muzakkar.

Kita ketahui bersama, Pemerintah Aceh melalui program Aceh Carong telah bekerja secara maksimal demi memastikan hadirnya pendidikan yang berkualitas secara merata di seluruh Aceh, bertujuan supaya generasi muda Aceh mampu memiliki daya saing di tingkat nasional bahkan regional.

Empat tahun sudah menjalankan Visi Aceh Hebat, sudah banyak capaian yang diraih, diantaranya Indeks pembangunan manusia meningkat dari 70,60 persen menjadi 71,99 persen.

Artinya, secara umum dapat disimpulkan, tingkat kemajuan yang positif telah dicapai. Melalui Pendidikan Tangguh dan Tumbuh, diharapkan Aceh akan mampu tampil sebagai role model pendidikan di Indonesia.

Sementara itu, Penghargaan Guru Penggerak tersebut juga diberikan kepada 9 guru lainnya, M. Nazir.S.Pd.I (SDN 15 Juli), Yusmadi, M.Pd (SDN 12 Bireuen), Basiran, S.Ag, M.A (SMP Sukma Bangsa Bireuen), Mailiyana, S.Pd. (SDN 4 Bireuen), Nisrina, S.Pd. (SDN 3 Percontohan Peusangan),  Irvan, S.Pd (SMPN 1 Kuala), Agustina Endah Ekawaty, S.Pd, M.Pd. (Disdikbud Bireuen), Yusniar, S.Pd, M.S (SMKN 1 Peusangan) dan Radhiah, S.Pd (SMKN 1 Jeumpa).


Kepsek SMKN 1 Gandapura Dra. Mardiana, M.Pd (Tengah) bersama 4 Guru PP PGP binaannya, (kiri) Julaidar, S.Pd, Ernawati, S.Si, Radhiah, S.Pd dan Yusniar, S.Pd, MS.


Menariknya, 4 dari Guru berprestasi tersebut, 4 diantaranya merupakan binaan Dra Mardiana, M.Pd, yang pernah menjabat Kepala Sekolah SMKN 1 Peusangan, SMKN 1 Jeumpa dan kini menjabat Kepala Sekolah SMKN 1 Gandapura, yaitu Julaidar, S.Pd dan Ernawati, S.Si keduanya asal SMKN 1 Gandapura, Yusniar, S.Pd asal SMKN 1 Peusangan dan Radhiah, S.Pd asal SMKN 1 Jeumpa.

"Selamat atas prestasi yang telah diraih oleh dua orang guru SMK negeri 1 Gandapura, Saya merasa bangga dengan prestasi yang di raih guru kami. Sebagai kepala sekolah, saya selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk semua guru di SMKN1 Gandapura dalam pengembangan diri serta kemajuan untuk sekolah," ujar Kepsek Mardiana kepada kabaraceh.co, Senin (6/9).

"Terimakasih saya kepada Kepala Sekolah Dra Mardiana, M.Pd yang telah memberikan motivasi serta dukungan yang luar biasa terhadap proses program guru penggerak mulai dari tahap seleksi sampai tahap pendampingan terhadap 6 Calon Guru Penggerak (CGP) di wilayah Kecamatan Peusangan. Juga kepada Ernawati, S.Si yang sekarang sedang mendampingi 5 orang CGP di wilayah Kecamatan Gandapura," ungkap Julaidar S.Pd salah satu Pengajar Praktik (PP) asal SMKN 1 Gandapura.  [SR].


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru