Fenomena Gumpalan Awan Mirip Gelombang Tsunami juga Terjadi di Langit Abdya



Penampakan Gumpalan Awan Berbentuk Gelombang Mirip Tsunami di Langit Abdya, Kamis (13/8/2020)




KABAR ACEH | Blangpidie - Fenomena gumpalan awan berbentuk gelombang besar mirip tsunami tampak terlihat di langit Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh pada Kamis (13/8/2020).

Penampakan awan gelombang besar itu terjadi sekira pukul 07.00 WIB pagi.

Kejadian langka itu sempat diabadikan oleh salah seorang warga.

Beredar foto dan video rekaman yang diposting oleh akun facebook pribadi milik kamaruzaman angkop.




Selain foto, terdapat rekaman video yang berdurasi 13 detik.

Dalam rekaman tersebut tampak gumpalan awan besar menyerupai gelombang mirip tsunami di atas areal persawahan Abdya.

Warga lainnya, juga ikut mendokumentasikan fenomena unik di permukaan atmosfer langit Abdya itu.

"Subhanallah, tadi pagi saya melihat awan besar seperti gelombang besar di langit, hampir sama kejadian di Meulaboh," kata Asnidar warga salah satu desa di Kecamatan Susoh

Ia menyebutkan kejadian itu berlangsung cepat, hanya sekitar 10 - 15 menit.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, awan besar yang berbentuk ombak atau gelombang tsunami tersebut pernah terjadi di Meulaboh pada beberapa hari yang lalu, Senin (10/8/2020).

Gumpalan awan besar itu menyelimuti langit dua kabupaten di pesisir barat selatan aceh, yaitu Aceh Barat dan Nagan Raya.

Kejadian itu menghebohkan warga, dan sejumlah warga ikut mengabadikan fenomena itu, serta banyak beredar di dunia maya.

Penjelasan BMKG

Dilansir dari Kompas.com, Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, fenomena awan bergulung ini disebut sebagai awan roll atau roll cloud.

Ia menyebutnya sebagai fenomena alami yang biasa terjadi. Roll cloud adalah salah satu jenis awan Arcus (Arcus cloud).

Menurut Hary, terdapat dua jenis awan Arcus, yaitu shelf clouds dan roll clouds. Awan Arcus merupakan awan rendah, panjang, dan tipis yang terkait dengan awan hujan disertai kilat atau petir, dan angin kencang.

"Awan tersebut terkadang terlihat di bawah awan cumulonimbus," ujar Harry, saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020).

Awan ini berbentuk kolom horizontal yang dapat menggelinding atau bergulung panjang, jika awan tersebut mengalami perbedaan arah angin di lapisan bagian atas dan bawah.

Biasanya, hal ini terjadi saat suatu aliran udara dingin yang turun dari awan cumulonimbus sampai mencapai tanah.

"Udara dingin tersebut diindikasikan menyebar dengan cepat di sepanjang tanah, kemudian mendorong udara lembap dan hangat yang ada di sekitarnya ke atas," paparnya.

Saat udara ini naik, uap air mengembun membentuk pola awan Arcus. 

Akun Humas BMKG, @InfoHumasBMKG juga menyampaikan penjelasan rinci mengenai fenomena awan ini, Selasa (11/8/2020).

Salah satunya, fenomena awan Arcus bisa menimbulkan angin kencang dan hujan lebat.

"Fenomena awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang & hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir di sekitar pertumbuhan awan," demikian tulis akun Humas BMKG. [SS]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru