Gus Mentri Fokuskan Padat Karya Tunai Desa untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Menteri Desa Abdul Halim Iskandar Bersama Rektor Universitas Indonesia dan Jajaran 



KABAR ACEH | Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar fokuskan program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) untuk pekerjaan yang dapat memperkuat ketahanan pangan.

Sebelumnya, Gus Menteri, sapaan pria yang medapat anugerah gelar doktor kehormatan Honoris Causa (HC) dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) beberapa waktu lalu mengatakan bahwa setelah fokus tangani Covid-19 dan Bantuan Langsung Tunai (BLT), dana desa yang masih tersisa sejumlah Rp41 Triliun akan dimaksimalkan untuk program Padat Karya Tunai Desa.

"Setelah fokus tangani Covid-19 dan BLT, (dana desa tersisa-red), selanjutnya kita fokus untuk padat karya tunai dan langsung fokus pada ketahanan pangan. Misalnya ada lahan kosong, bagaimana untuk mengolah lahan pertanian tersebut, pekerjanya masyarakat desa setempat," sebutnya saat berdiskusi dengan Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, di Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Ia menambahkan, pekerja dari program PKTD sendiri mengutamakan masyarakat miskin, penganggur dan setengah penganggur, serta masyarakat marjinal lainnya. Ia berharap, PKTD akan membantu meringankan ekonomi masyarakat desa di samping program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dan program Bantuan Sosial (Bansos) lainnya.

"Dengan adanya PKTD yang kita fokuskan untuk ketahanan pangan ini, masyarakat dapat (tambahan pendapatan), kelompok miskin dapat penambahan uang belanja selain Bansos dan BLT. Kemudian desa akan punya produksi," ungkap doktor yang pernah terima lencana alumni kehormatan dari IPDN.

Di sisi lain, Gus Menteri meminta Universitas Indonesia memberikan pendampingan terhadap desa, terutama pada bidang perencanaan pembangunan. Selain itu, ia juga mengajak Universitas Indonesia untuk membangun kerjasama dengan berbagai pihak termasuk swasta dalam membantu mengembangkan perdesaan.

Ia ingin, pembangunan sebuah desa tak hanya dilakukan pemerintah ataupun perguruan tinggi saja, namun merupakan kolaborasi dari berbagai stakeholder termasuk swasta.

"Saya berkeinginan kalau semua Pertides (Forum Perguruan Tinggi untuk Desa) memutuskan melakukan pendampingan perencanaan, kemudian terakumulasi, bayangan saya akan efektif," ujar Mantan Ketua DPRD Jawa Timur in.

Lebih lanjut, terkait perencanaan juga harus didasari oleh data-data yang valid. Ia juga mengingatkan bahwa tujuan utama dari setiap program di desa adalah untuk mengurangi kemiskinan.

"Perencanaan pembangunan desa kalau datanya valid, kemiskinan sekian, masih ditemukan warga kelaparan, ini yang kemudian menjadi satu rumusan pembangunan ke depan di desa, bahwa harus ini harus ini," pungkasnya.. [SR/Kemendes PDTT]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru